Gudeg Pawon yang terletak di Jalan Janturan Nomor 36-38 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. Jarum jam hampir menunjuk pukul 23.00 malam ketika tiba di warung gudeg Rubiyem atau akrab disapa dengan Mbah Prapto Widarso. Bagi yang baru pertama kali datang, mungkin bisa tersesat karena tidak ada papan penanda warung.
Tanya saja penduduk lokal dengan menyebut nama gudeg pawon, mungkin mereka akan rela menjadi penunjuk jalan ke lokasi. Sesuai dengan namanya, pawon yang artinya dapur, warung gudeg satu ini memang menyajikan sensasi makan di dapur. Di ruangan berukuran 4 meter x 6 meter yang dindingnya mulai menghitam, pengunjung bisa langsung memesan.
Di Gudeg Pawon ini ada tiga tungku yang dua di antaranya tetap menyala. Tungku pertama untuk memasak nasi, yang lain untuk memanasi telur yang dimasak dengan santan. Kuali dan panci berukuran besar diletakkan di tempat cuci piring tidak jauh dari tungku. Opor ayam terus dipanaskan di sisi lain pawon dengan kompor minyak tanah. Begitu memesan, salah satu dari anggota keluarga akan segera mengambil piring, menaruh seporsi nasi yang tidak terlalu banyak, kemudian membubuhkan gudeg, sayur nangka muda atau gori yang dimasak dengan gula merah, ditambah dengan daun singkong.
Atas permintaan konsumen, lauk lain seperti sambal goreng krecek atau kulit sapi yang sedikit pedas dan berkuah, ayam opor, tahu, tempe atau telur pun dibubuhkan. Bagi yang suka pedas, meng-kletus (menggigit) cabai rawit segar melengkapi perjalanan menjelajah rasa menjadi semakin mantap.
Setelah mendapatkan sepiring nasi, gudeg dan lauk yang kita inginkan selanjutnya tinggal pilih mau makan dimana, yang masih ingin menikmati suasana pawon bisa duduk diatas amben atau ada juga beberapa buah kursi didalam pawon. Sedangkan yang ingin diluar menikmati udara malam juga disediakan meja kursi diluar tepat didepan pawon.